Minggu, 10 Januari 2010

LIBURAN DESEMBER 2009-2010

Menjadi suatu kebiasaan bagi siapa pun di dunia ini manakala memasuki akhir tahun selalu menyambutnya dengan sikap gembira, lahr batin. Bagaikan rangkaian roda ban kendaraan saja, bahwa satu etape kehidupan telah selesai kita isi dengan torehan-torehan pikiran, perbuatan, tindakan, sikap, perkataan, hingga terukirlah sepengal kisah kehidupan kita beserta kerlap-kerlip putaran rekaman segala hal yang telah kita lakukan.

Memasuki era tahun baru merupakan cercah harapan yang membuncah dalam benak kita semua. Asa baru membentuk imajinasi pikiran da tindakan kita, lantas berandai-andai yang kadang masuk akal, dapat diterima nalar, namun sering juga sulit diterima, apalagi bila kita melihat kompetensi dan kemampuan kita dalam berbagai bidang.

Kamis, 11 Juni 2009

Liburan ke Jawa

Desember merupakan bulan libur yang enak dan nimat sebab kita bisa berlibur sekaligus menikmati tahun baru. Berlibur dalam waktu yang panjang bisa dinikmati dengan mengunjungi berbagai objek yang ada. Kami, Desember 2008 berlibur ke Yogyakarta, tempat kakek-nenek, tempat kelahiran bapak kami. Nikmatnya memandang daerah-daerah yang memberi kami kesejuan hati dan penyegaran suasana. Semua kami niati seraya berkata dalam hati, "Alangkah agungnya Engkau ya Tuhanku. Cipta dan karya-Mu demikian mengagumkan. Terimakasih atas kesempatan yang Engkau berikan kepada kami untuk menikmatinya. Kami bangga dengan bangsa ini yang beraneka, namun memiliki peradaban yang mulia dan bermutu dar sejarah kehidupannya."

Gambar yang ada di sini hanyalah sekilas yang bisa kami unggah. Kali lain mngkin bisa dibuat yang lebih baik.

Rabu, 11 Juni 2008

Selasa, 27 Mei 2008

Di Tangkubanperahu, Bandung

Kamis, 22 Mei 2008

Daru Kecil

Daru Yogiswara Harkristanta memiliki masa kecil sebagaimana anak manusia lain: bergulat dengan imajinasi dalam masa pertumbuhan. Ia paling senang berkata, "Terbuat dari apa, Pak?" memang, pertanyaan itu wajar dan manusiawi, namun kadang membuat orang tua mengalami kesulitan untuk menjelaskannya. Ketika melihat sinteron Jwas di salah satu stasiun televisi, melihat ikahn hiu yang demikian besar dan menarik, ia bertanya,"Pak, ikan hiu itu terbuat dari apa?" Ketika melihat awan tebal hendak turun hujan, Daru bertanya, "Awan itu terbuat dari apa?" Ketika menyaksikan lagu anak-anak Naik Kereta Api, ia bertanya, "Kereta api itu terbuat dari apa?" Ketika naik pesawat terbang pertama kali, ia juga bertanya, "Pesawat ini terbuat dari apa?"

Ya, dia berada dalam masa-masa imajinasi dan membayangkan segala sesuatunya sebatas taraf imajinasinya. Memang harus diakui bila pertanyaan tersebut bila dijawab secara ilmiah, tentu saja dia belum bisa menerimanya. Namun, bila dijawab tak logis justru orang tua yang menyesatkan jalan berpikirnya.

Selasa, 04 Maret 2008

DARU BALITA


Daru Balita

Daru balita setiap hari diitnggalkan ayah-ibunya bekerja. Untuk bisa mimik sang ibu, paling-paling ketika ibunya sudah pulang, biasanya sore hari. Memang, hingga umur 4 tahun Daru tetap menetek ibunya dengan khasiat hiDup sehat wal afiat, meski harus minum susu tambahan yang ekstrahati-hati mencari menunya.

Masa kecil di usia balita dihabiskan di rumah yang amat tenang, jauh dari bising kota serta polusi, meski di dalam Kota Palembang. Kiri-kanan rumah masih dipenuhi rerumputan dan perdu kala itu, meski sekarang berubah total menjadi perumahan penduduk.
Tatkala usia dua tahun Daru harus ganti pengasuh. Mbak Nur yang mengasuhnya menikah. Daru diasuh oleh keluar Jasmin yang ternyata amat menyayangi Daru. Kasih sayang dan perhatian yang amat diperlukan oleh seorang balita diperoleh juga dari keluarga Jasmin. Kekerabatan dan keakraban antaranggota bisa mendidik Daru secara pribadi berlatih bersikap toleransi serta disiplin diri dalam membina pribadi. Hingga ulang tahunnnya keempat Daru masih setia di keluarga itu. Kini ia harus berganti ruang bermain sebab oleh ibunya dia dititipkan di rumah tantenya. Secara psikologis hal itu mengguncangkan sikapnya sebab ternyata teman bermainnya pun berbeda.

Senin, 03 Maret 2008

BALITA DITA

Dita, nama panggilan sehari-hari, merupakan anak pertama Drs. Kasdi Haryanta dan Kristina Tri Yulianti, S.Pd. Anak karunia Tuhan ini diberi nama Dyah Pramadita Harkrisnani, dititipkan kepada Drs. Kasdi Haryanta dan istri, dengan hari lahir Senin Kliwon, 1 November 1999. Terlahir pada akhir-akhir abad XX merupakan satu keberuntungan sebab bisa menikmati dua abad dan dua milenium. Memang, merupakan satu karunia Yang Mahakuasa bagi insan yang bisa menikmati dua masa itu.

Dita semasa kecil dirawat nenek hingga umur satu tahun, saat masih tinggal di rumah sewaan di kawasan Jl. Setunggal, Gang Kenangan III. Kurang lebih hingga tiga tahun keluarga Drs. Kasdi Haryanta tinggal di ruma sewaan itu, hingga akhirnya ereka membangun rumah sendiri di kawasan yang sama, lebih ke arah ujung.

Masa balita Dita lebih banyak dihabiskan bersama pembantu tetangga, keluarga Darsono, hingga Dita pindah rumah, kemudian sekolah Taman-Kanak-Kanak.
Ini gambar-gambar Dita waktu masih balita yang sempat terfoto! Tak semuanya dimuat di sini, lho!